Minggu, 15 Februari 2015

Permusuhan Yahudi-Muslim Tidak Hanya Isu Perbatasan


Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis.

Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam

Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82) Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;

Marhalah pertama: Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.
Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:

1. Pemboikotan (embargo) Ekonomi:

Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya.

Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata:

Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua.
Oleh karena itu Allah berfirman:

Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (Qs. 3:75) 
 
2. Membangkitkan fitnah dan kebencian:

Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya:

Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:

“Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.”

Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya:

Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99) 
 
3. Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin:

Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya:

Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). 
 
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.

4. Memata-matai kaum Muslimin:

Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):
”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119) 
 
5. Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam:

Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata:

Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah:

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.

Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
Pengusiran Bani Qainuqa’
Pengusiran bani Al Nadhir
Perang Bani Quraidzoh
Penaklukan kota Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.

Marhalah ketiga:

Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.

Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:
Fitnah pembunuhan khalifah Utsman Ini adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.

Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk. Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:
Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.


Penulis: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc. Artikel UstadzKholid.com
Dari artikel Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah — Muslim.Or.Id

Jumat, 06 Februari 2015

Propaganda Jahat Menghantam Syria


Masih ingat kasus Nariyah? Itu adalah seorang wanita yang mengaku sebagai perawat Kuwait yang bersaksi bahwa tentara Irak melempar keluar 312 bayi dari inkubatornya hingga tewas setelah pasukan Irak menginvasi Kuwait tahun 1991.
Media massa Amerika menayangkan kesaksian tersebut selama berbulan-bulan, mengakibatkan publik Amerika marah kepada pemerintahan Saddam Hussein di Irak dan merestui tentara Amerika melakukan serangan terhadap Irak hingga berkobar Perang Teluk I yang menewaskan puluhan ribu warga Irak.
Namun kemudian terbongkar kebenaran bahwa Nariyah adalah seorang perawat palsu. Ia tidak pernah berada di Kuwait saat terjadi serangan Irak. Ia bukan perawat dan ia adalah putri dari dubes Kuwait di Amerika, Saud bin Nasir Al-Sabah. Saat kebenaran itu terkuak, kehancuran telah terjadi di Irak. Dan kini propaganda palsu yang sama tengah dilancarkan Amerika dan sekutu-sekutunya atas Syria.
Pertama kasus anak-anak Daraa. Pada awal terjadinya kerusuhan di Syria bulan Maret 2011, media massa barat dan “underbow”-nya di berbagai belahan bumi termasuk di Indonesia, gencar memberitakan kisah tentang beberapa pelajar dari kota Daraa yang menulis di tembok bangunan tulisan yang berbunyi “Rakyat menginginkan pemerintahan jatuh”. Akibat tulisan tersebut mereka ditangkap oleh aparat keamanan dan disiksa dengan berbagai cara, termasuk dengan mencabut kuku-kuku mereka. Setelah dua tahun, tidak pernah diketahui di mana anak-anak itu sekarang, termasuk wajah dan identitas mereka, termasuk tidak diketahui siapa yang pertama kali menuliskan cerita ini. Anak-anak itu bagaikan cerita hantu.

Kedua kasus kematian Hamza Alkhatib, seorang remaja yang tewas dimutilasi di Daraa pada awal kerusuhan. Cerita yang beredar adalah bahwa ketika mulai terjadi kerusuhan, tentara membunuhnya dan menyembunyikan mayatnya selama beberapa hari. Kemudian mereka menyerahkan mayat yang telah termutilasi ini kepada keluarganya sehingga menimbulkan kemarahan warga yang berakibat kerusuhan yang semakin meluas. Cerita ini tentu saja sangat tidak rasional. Kalau tentara benar-benar membunuhnya, mengapa mereka harus memutilasinya dan menyembunyikan mayatnya selama beberapa hari dan kemudian menyerahkan kepada keluarganya saat kondisi tengah rusuh? Cerita tersebut juga tidak sejalan dengan fakta bahwa orang tua Hamza telah bertemu dengan Presiden Bashar al Assad dan kemudian berkata, “Saya tidak akan mengijinkan siapapun memanfaatkan kematian anak saya. Saya tidak percaya tentara telah membunuhnya, dan Presiden telah menjanjikan penyidikan atas kasus ini.”
Ketiga kasus kematian bayi dalam inkubator di Hama. Ceritanya  berbeda sedikit saja dengan kasus Nariyah, yaitu tentara Syria memasuki rumah sakit kemudian mematikan lampu penghangat inkubator sehingga menewaskan bayi-bayi di dalamnya. Cerita ini beredar seiring beredarnya sebuah foto di dunia maya yang ternyata diambil dari Alexandria, Mesir. Tidak ada seorang saksi pun yang membenarkan kebenaran foto tersebut dan tidak ada satu keluarga pun di Syria yang mengakui bayinya meninggal di dalam inkubator. Setidaknya dalam kasus Nariyah terdapat seorang saksi, meski kemudian terbukti sebagai saksi palsu, yaitu Nariyah si putri duta besar.
Keempat adalah kasus blogger lesbian bernama Amina Arraf. Cerita yang beredar adalah seorang blogger lesbian Syria bernama Amina Arraff ditangkap polisi Syria karena memposting tulisan-tulisan anti pemerintah. Ia disiksa dalam penjara dan ceritanya beredar di Facebook hingga menarik pengikut lebih dari 220 ribu orang “facebooker” di seluruh dunia. Cerita tersebut bahkan mendapat tempat di media-media mapan seperti BBC, CNN, The Guardians, FOX dan lain-lain. Namun ternyata cerita tersebut hanya ilusi seorang laki-laki Amerika yang bosan dengan hidupnya dan berusaha mendapatkan kesenangan instan melalui media sosial.
Kelima adalah pembantaian Zainab Al-Hosni, seorang wanita dari kota Homs. Cerita yang beredar bersama video yang diunggah di YouTube adalah mayat Zainab yang ditemukan dengan tubuhnya yang telah dimutilasi. Pengambil gambar video terdengar meneriakkan kata-kata sumpah serapah kepada satu golongan etnis tertentu yang dianggapnya sebagai pembantai Zainab. Namun kemudian terungkap bahwa Zainab masih hidup. Dengan KTP yang sama dengan identitas Zainab Al-Hosni yang dinyatakan sebagai korban pembantaian, Zainab asli mengaku dalam wawancara dengan televisi Syria bahwa dirinya telah lari dari keluarganya karena alasan pribadi. Hingga saat ini tidak diketahui identitas sebenarnya dari mayat termutilasi yang beredar di YouTube serta orang yang mengambil gambar dan meng-up-load-nya ke YouTube.

REF:
“Syria: Top Five Propoganda Stories”; thetruthseeker.co.uk; 6 April 2013

Suriah: Korban Konspirasi Jahat

 “Some of the US forces that left the Ain al-Assad Air base in Iraq last Thursday, did not come back to the USA or its base in Germany, but were transferred to Jordan during the evening hours.”(Global Research, 12 Desember 2011).




Berita-berita dari luar media mainstream mulai menguak rencana negara-negara adidaya untuk menggulingkan Bashir Al Assad, Presiden Syria. Tentara AS yang konon sudah ditarik pulang, ternyata justru dipindahkan ke Yordania. Tepatnya, ke Pangkalan Udara King Hussein di Al Mafraq. Laporan lain menyebutkan bahwa ratusan tentara yang berbicara dalam bahasa-bukan-Arab terlihat mondar-mandir di antara pangkalan al-Mafraq dan desa-desa di perbatasan Yordania-Syria. Menurut Global Research, disinyalir, tentara-tentara asing itu adalah serdadu NATO.
Al Mafraq adalah nama daerah perbatasan di Yordania. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Syria. Bagi Yordania, Al Mafraq boleh dibilang “wilayah konspirasi” karena konspirasi yang dijalin oleh Yordania, Inggris, dan Israel guna menggulingkan pemerintahan di Syria pada masa lalu memilih Al Mafraq sebagai pusat kegiatan. Tokoh perintis di Al Mafraq bernama Salim Hatoom, seorang mayor yang gagal melakukan kudeta terhadap Presiden Suriah Nureddin al-Atassi dan Salah Jadid dekade 1960-an. Pada September 1968, ia melarikan diri ke Yordania dan mendirikan kamp militer di Al Mafraq. Dari tempat ini pula, ia memulai ‘karir’ sebagai pemberontak terhadap pemerintah Syria.
Tampaknya kisah Hatoom, meskipun tak sukses, mengilhami Syrian Islamic Brotherhood dan sayap militernya, At-Taleeah ​​al-Islamiyyah al-Muqatilah  untuk melakukan perjuangan  -atau pemberontakan- terhadap Hafez Al Assad, Presiden Syria (1971- 2000). Mereka menggunakan pola-pola yang sama dengan Hatoom:  dilatih oleh militer Yordania dan intelijen Israel, lalu turun ke jalanan kota-kota di Syria untuk melakukan kekacauan, merusak fasilitas umum, bahkan kalau perlu melakukan pembunuhan terhadap orang-orang tidak bersalah. Tujuannya, tidak lain ialah menciptakan destabilisasi politik dalam negara. Tak heran bila aksi-aksi demo itu sampai berani menyerang markas militer dan bahkan menggunakan roket.
Agaknya, sejarah Syria kini tengah berulang. Sejak musim semi lalu, banyak serdadu Syria yang melarikan diri dan ditampung dalam di kamp militer di sebelah barat kota Salt, Yordania. Mereka kemudian diinvestigasi oleh intelijen militer Israel (AMAN), di bawah pengawasan intelijen Jordan. Tujuannya adalah untuk mengorek mencari informasi terkait kekuatan militer Syria pasca tahun 2006.
Selain itu, situs Al Watan Voice Yordania memberitakan bahwa pejabat negara-negara Barat telah meminta Raja Yordania untuk mengizinkan pembangunan stasiun mata-mata elektronok di dekat perbatasan Syria di utara Yordania, dengan tujuan untuk mencari akses terhadap militer Syria dan mengontak pejabat-pejabat tinggi Syria agar mereka mau melakukan kudeta terhadap Al Assad.
Sementara itu, dari Turki, modus serupa juga tengah terjadi. Press TV merilis laporan bahwa ada indikasi bahwa kekuatan oposisi Syria sedang menjalani latihan militer di kota Hakkari, Turki, di bawah panduan NATO dan tentara AS. Bahkan, menurut koran Miliyet, Turki, sejak Mei lalu, 15.000 tentara Syria telah desertir dan bergabung dengan Tentara Pembebasan Syria, yang dipimpin oleh kolonel pembelot Syria, Riad Al Assad. Riad Al Assad sejak beberapa waktu terakhir telah membelot dari militer Syria dan dikabarkan berada di pangkalan militer AS di Incirlik, Turki.
Press TV menulis, sejumlah pemberontak Syria mengakui adanya rencana yang disponsori pihak asing untuk melakukan operasi bersenjata dan membunuh rakyat sipil dan pasukan keamanan Syria, membuktikan bahwa perkembangan terakhir di negara itu adalah bagian dari upaya Barat untuk menggulingkan pemerintah saat ini dan menggantinya dengan rezim yang didukung AS.
Skenario yang amat mirip dengan Libya kini tengah berulang di Syria: AS dan NATO mengorganisir kaum pemberontak, memberi dana, dan memberikan pelatihan militer untuk kemudian mengadakan berbagai aksi kerusuhan dan pembunuhan di dalam Syria. Demonizing atau pembunuhan karakter terhadap Bashar Assad juga dilakukan dengan mengerahkan seluruh mesin propanda Barat. Assad dengan gencar diberitakan sebagai sosok kejam dan diktator, persis seperti Qaddafi.
Pertanyaannya sekarang, mengapa Syria?  Libya adalah negara dengan cadangan minyak terkaya di Afrika, sehingga masuk akal bila negara-negara Barat yang sudah kelimpungan akibat krisis ekonomi sedemikian bernafsu menguasai Libya. Tapi Syria, bukan negara kaya. Kesalahan Syria hanya satu: rezim Assad enggan berbaik-baik dengan Israel. Assad adalah satu-satunya pemimpin negara Arab yang hingga hari ini tetap teguh menolak berdamai dengan Israel, Assad bahkan membantu Hizbullah untuk melawan invasi Israel ke Lebanon selatan, bahkan Assad menyediakan perlindungan bagi aktivis-aktivis top Hamas. Bagi Israel, Assad adalah duri dalam daging. Lalu mengapa AS dan NATO sampai berkepentingan menghabiskan energi perang mereka demi Israel?
Menurut pakar Hubungan Internasional, John Mearsheimer dan Stephen Walt dalam makalah mereka, di sinilah letak kekuatan lobby Zionis. Kelompok-kelompok lobby Zionis sangat berhasil mengalihkan kebijakan politik AS menjauh dari kepentingan nasionalnya sendiri dan pada saat yang sama meyakinkan publik dan politisi AS bahwa  ada ‘kepentingan yang sama’ di antara AS dan Israel. Karena itu, gelombang penarikan pasukan AS dari Irak dan Afghanistan sangat mungkin merupakan taktik yang disebut Sun Tzu dalam art of war-nya, ‘mengecoh langit menyeberang lautan’. Seolah sedang menghentikan perang, namun sesungguhnya tengah memindahkan pasukan ke lokasi lain, bersiap untuk perang yang baru.
Namun, situasi tak semudah yang dibayangkan oleh AS. Ternyata, sanksi PBB untuk Syria gagal terbit karena dihadang oleh veto Cina dan Rusia. Merapatnya kapal perang Rusia memasuki laut Syria juga merupakan indikasi kuat bahwa Moskow siap melindungi sekutu dekatnya itu. Dari Iran, bendera pertempuran juga mulai berkibar.
Iran pun sudah berkali-kali melakukan aksi-aksi deterrence, bahkan termasuk latihan militer ‘penutupan Selat Hormuz’. Selat Hormuz adalah jalur distribusi minyak terpenting di dunia, dimana 40 persen minyak dunia didistribusikan melalui jalur ini. Tak heran bila anggota parlemen Iran Parviz Sorouri, berkata, “Iran akan membuat dunia tidak aman jika dunia menyerang Iran.” Hal ini senada dengan ancaman Assad, “Serangan terhadap Syria akan memicu konflik regional.” Bahkan Assad sudah sesumbar, jika Syria diserang, pihaknya akan membombardir Israel dengan berbagai senjata dan roket-roket yang telah ia persiapkan lama.
Apakah akhirnya AS dan NATO tetap nekad melancarkan perang ke Syria, lalu berlanjut ke Iran, masih menjadi tanda tanya. Namun, pendapat Andrew Gavin Marshall, peneliti dan kontributor pada Central for Research on Globalization,  menarik untuk disimak. Menurutnya, gejolak yang terjadi di Timur Tengah ini merupakan taktik politik rahasia untuk memperluas pengaruh NATO dan AS, serta menghadang Rusia dan China. Tujuan akhirnya adalah membentuk New World Order (Tatanan Dunia Baru), dimana segelintir penguasa elit akan memperbudak mayoritas masyarakat dunia. Ia bahkan mengisyaratkan bahwa revolusi yang kini berlangsung merupakan awal Perang Dunia III. Apa boleh buat, perkembangan politik memang unpredictable dan sering bersifat turbulent (tiba-tiba). Kita hanya bisa mencermati dan berharap pada bangkitnya gelombang kesadaran yang kuat di tengah masyarakat dunia, yang bisa melawan kekuatan-kekuatan arogan itu.

Perang Suriah dan Nalar Kemanusiaan

Common sense alias akal sehat adalah frasa yang diulang-ulang oleh beberapa tokoh dunia dalam menyikapi serangan senjata kimia di Suriah yang terjadi di Ghouta, pinggiran Damaskus, tanggal 21 Agustus lalu. Vladimir Putin, Presiden Rusia, di Vladivostock (30/8) mengatakan, “Kita harus bersandar pada akal sehat. Tentara Suriah sedang dalam posisi ofensif dan tengah mengepung para pemberontak di beberapa wilayah. Dalam kondisi seperti ini, amat konyol bila menyerahkan kartu truf kepada mereka yang selama ini selalu menyerukan intervensi militer asing, apalagi dilakukan tepat ketika datangnya misi inspeksi PBB.”
Tentu saja, Assad pun mengatakan hal senada, “Adakah negara yang menggunakan senjata kimia atau senjata pemusnah massal di sebuah tempat dimana pasukannya sendiri terkonsentrasi di sana? Hal ini jelas bertentangan dengan akal sehat!”
George Galloway, dengan berapi-api mengingatkan anggota Parlemen Inggris agar menggunakan logikanya, “Pemerintahan Assad cukup buruk sehingga mungkin saja menggunakan senjata kimia, tetapi apakah mereka cukup gila untuk melakukannya? Untuk melancarkan serangan senjata kimia di Damaskus tepat pada hari yang sama ketika Inspektur Senjata Kimia PBB datang ke Damaskus? Ini pasti definisi baru dari kegilaan. Dan bila Assad sedemikian buruk dan gilanya, bagaimana mungkin dulu PM Tony Blair mengundangnya ke London, bahkan diterima Ratu di Istana Buckhingham?”
Ya, pada tahun 2002, Bashar Assad dan istrinya, Asma, melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris. Selain bertemu dengan Ratu Elizabeth, Blair pun menjamunya makan siang. Bahkan, baru-baru ini, media Inggris mengungkap bahwa Blair pun saat itu mengupayakan agar Assad diberi gelar ksatria kehormatan oleh Ratu. Namun hal ini batal dilakukan. Agaknya karena Assad tetap menolak menghentikan konfrontasinya dengan Israel. Bahkan dalam jumpa pers bersama Blair, Assad dengan tegas menolak tuduhan bahwa pihaknya melindungi organisasi teroris. Menurutnya, kantor Hamas dan Jihad Islam yang berada di Damaskus adalah ‘kantor juru bicara rakyat Palestina’, bukan kantor teroris.
Ketika akhirnya Parlemen Inggris menolak keinginan PM Cameron untuk bergabung dengan AS menyerang Suriah, Putin berkomentar, “Ini tidak disangka-sangka, tapi menunjukkan akal sehat.”
Ya, akal sehat. Nalar. Inilah yang agaknya sulit ditemukan dalam analisis konflik Suriah yang disampaikan oleh pihak-pihak pro-pemberontak. Tanpa menunggu bukti penyelidikan dari PBB, Obama dan rekannya, Cameron, bersuara keras menuduh Assad sebagai pelakunya. Dari Israel, hanya beberapa jam setelah kejadian, Menteri Perang Israel, Moshe Yaalon, mengklaim bahwa pihaknya sudah mengetahui siapa pelaku serangan senjata kimia yang menewaskan ratusan rakyat sipil itu. Tak lain, tentara Assad, kata Yaalon. Dan seperti biasa, media massa mainstream, yang (anehnya) bekerja sama dengan media-media berlabel Islam, dengan segera menyebarluaskan foto-foto dan video korban senjata kimia, yang memicu keprihatinan luas publik dunia.
Seperti biasa pula, para facebooker dan blogger –lah yang segera berjuang melawan hegemoni media mainstream dengan cara memberikan pengimbangan berita. Dengan cepat mereka menyebarluaskan ‘penemuan’ mereka. Ternyata, foto korban senjata kimia Suriah yang disebarluaskan oleh Al Jazeera dan Reuters sudah diunggah sehari sebelum kejadian. Bahkan mereka menemukan video yang memperlihatkan beberapa aktor sedang berakting terkena gas kimia. Juga, mereka mendeteksi keanehan video yang disebarluaskan, antara lain, bila dalam rekaman tersebut benar korban gas sarin, mengapa tim penolong yang datang tidak mengenakan masker?
Lambat laun, media-media besar pun mulai memberitakan berbagai bukti kejanggalan serangan senjata kimia itu. Antara lain, koresponden Associated Press, Dale Gavlak (29/8) menulis laporan investigasinya yang mengungkap bahwa senjata kimia itu berada di tangan pasukan pemberontak yang meledak secara tak sengaja. Bahkan, senjata kimia itu disuplai oleh Pangeran Bandar bin Sultan, Direktur Badan Intelijen Arab Saudi, untuk kelompok pemberontak Jabhah Al Nusrah yang merupakan sayap Al Qaida. Sekelompok pemberontak di Ghouta menangani senjata yang berupa tabung gas besar itu secara ceroboh dan akhirnya meledak. Dua belas pasukan pemberontak tewas bersama ratusan rakyat sipil lainnya.
Namun Obama, Cameron, Hollande, dan Erdogan mengabaikan semua kejanggalan ini dan berkeras mempertahankan narasi mereka: Assad adalah rezim bengis pengguna senjata kimia; dia harus digulingkan demi menyelamatkan rakyat Suriah. Tantangan Putin, “Mereka (Barat) menyatakan punya bukti (bahwa tentara Assad yang menggunakan senjata kimia); mereka harus menunjukkan bukti itu. Bila mereka tidak bisa menunjukkannya, artinya mereka memang tak punya bukti” dianggap angin lalu.
Untunglah, masyarakat di berbagai belahan dunia lebih banyak yang menggunakan akal sehatnya. Demo-demo antiperang Suriah digelar di berbagai negara, mulai dari AS, hingga Yordania.  Di depan Gedung Putih, mereka membawa spanduk bertuliskan “War on Syria Built on a Lie” Demo-demo di Washington, Los Angeles , Chicago dan New York seolah membuktikan kebenaran jajak pendapat yang diselenggarakan Reuters, 60% rakyat AS menolak intervensi ke Suriah. Di Jerman, selain rakyatnya berdemo antiperang, Angela Merkel pun telah mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan ikut mengirim pasukan ke Suriah.  London, Turki, Venezuela, Yunani, Yordan pun tak sepi dari demo antiperang Suriah. Tak kurang Vatikan pun menyuarakan penentangannya pada perang.
Di Indonesia, SBY telah secara tegas menolak intervensi militer dan menyerukan solusi politik. Para pemimpin G20 pun tidak berhasil dibujuk oleh Obama untuk mendukung intervensi militer. Sepertinya, sudah lebih banyak pihak yang menggunakan common sense-nya.
Namun sayangnya, sebagian aktivis muslim Indonesia pro-pemberontak Suriah masih saja menyebarluaskan narasi yang antinalar, misalnya: Syiah itu bukan Islam, karenanya sah-sah saja mujahidin bekerjasama dengan pasukan kafir untuk menumpas Assad, atau Mujahidin sebenarnya hampir menang di Suriah dan kemenangan ini sangatlah berbahaya bagi kepentingan Amerika, itulah sebabnya AS ingin menyerang Suriah, yaitu untuk membantu Assad dalam mengalahkan mujahidin. Pernyataan seperti ini tidak logis karena menggunakan asumsi yang ahistoris serta mengabaikan fakta di lapangan.
Lalu, bagaimana dengan kemungkinan intervensi AS di Suriah? Meski awalnya sesumbar akan segera menyerang Suriah, akhirnya  Obama menyerahkan keputusan kepada Kongres yang baru akan bersidang pekan depan.  Semoga saja Kongres AS, dan Obama, mau menyerah di hadapan tekanan publik yang tengah menggunakan nalar kemanusiaannya.

Kamis, 05 Februari 2015

9 Bukti Nyata Keanehan Gerakan ISIS Yang Katanya 'Jihad'

Selain Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin juga melihat kejanggalan di gerakan Islamic State Of Irak and Sham (ISIS). Lalu apa saja kenehan yang patut di ketahui oleh dunia tentang ISIS?

Kabar dan Gambar Keanehan ISIS terbaru yang terbukti melanggar syariat Islam

Sebelum kesana, mantan Intelijen Amerika menyatakan bahwa ISIS adalah bentukan atau boneka Amerika, Israel dan Inggris yang sengaja di ciptakan untuk membuat teror di Timur Tengah tetap ada. (Baca: Fakta ISIS buatan Amerika, Israel dan Inggris).
Apa yang memperkuat dugaan tersebut pun terungkap dengan 9 bukti nyata tentang keanehan ISIS yang katanya sebagai negara yang berdasarkan ajaran Islam.
Menurut rilis dari bulansabit-kembar.blogspot.com, Ahad (3/8) yang di kutip Silontong pada hari Senin (4/8), bahwa meski mengaku Muslim dan bertekad mendirikan negara bersyariat Islam, ISIS (Islamic State Of Irak and Sham) tetap tak dapat menyembunyikan keganjilan dalam sikap dan gerakan jihad mereka yang pada akhirnya menimbulkan kecurigaan serta tanda tanya besar seluruh umat Muslim dunia.
ISIS dengan aktifitas gerakan dan sikapnya dari hari ke hari semakin mencurigakan yang dilakukan sangat mencolok dan terang-terangan. Dan ini yang juga semakin membedakan ISIS dengan kelompok jihad Islam manapun di seluruh dunia.

Berikut ini 9 Bukti Nyata Keanehan Gerakan ISIS yang menarik untuk di pelajari lebih lanjut:

#1. Kekejaman Luar Biasa
Tak berbeda dengan Israel, ISIS pun telah melakukan serentet aksi kekejaman di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Suriah, Irak, Yaman, Libya, dan Afghanistan. ISIS bukan hanya membantai manusia dengan berondongan senapan mesin, roket, dan bom, tapi ISIS juga sampai hati menyembelih manusia dan memisahkan kepala dari tubuhnya hanya dengan menggunakan pisau tumpul. ISIS juga akan tetap membunuh para korbannya meski mereka dalam kondisi lemah dan telah meratap minta ampun. Tak ada satupun kelompok Islam sejak jaman Nabi Muhammad yang melakukan kejahatan manusia begitu rupa sebagaimana ISIS melakukannya saat ini.
#2. Cenderung membunuh Muslim
Dari track record aktifitasnya, ISIS seolah segaja diciptakan hanya untuk membunuhi kaum Muslim. Sedikitnya 15 ribu Muslim tewas dibantai ISIS tanpa ampun. ISIS dengan bangga memamerkan tangannya yang penuh lumuran darah para pembaca Syahadat.
#3. Tidak membela Palestina
Sejak serangan pertama Israel atas Gaza 8 Juli 2014 lalu, hingga 1700 nyawa warga Palestina melayang sia-sia, ISIS terbukti memilih bersembunyi dari pada harus berperang melawan Israel. (Baca Pemimpin ISIS keturunan Yahudi)
#4. Tidak menyerang negara sekutu
Gerakan dahsyat ISIS seketika cair ketika berhadapan dengan seluruh negara sekutu negara sekutu, yakni Amerika, Israel, Inggris, Perancis, dan Kanada. ISIS juga diketahui tidak menyerang fasilitas negara sekutu di negara-negara yang disusupinya.
#5. Tidak diserang negara sekutu
Aksi teror dan kekejaman perang ISIS di sejumlah negara Muslim yang menewaskan puluhan ribu manusia tidak pernah mengetuk negara sekutu untuk menghukum ISIS ataupun menyeret ISIS ke mahkamah internasional. (Baca: Serangan AS ke ISIS hanya tipuan belaka)
#6. Penolakan Amerika menumpas ISIS di Irak
Amerika dan Inggris dengan tegas menolak permintaan Perdana Menteri Irak, Nouri Al-Maliki, untuk membantu krisis negara 1001 malam itu dalam menghadapi kejahatan perang ISIS.
(Update 15/8/14)
Nah, dibulan Agustus 2014, Amerika menyerang ISIS/IS di Irak, dunia sempat heboh, namun apa yang diserang, da berapa jumlah korban ISIS? Rupanya semua itu dalih Amerika saja, padahal tujuannya hanya untuk melindungi kepentingan Amerika saja. (Baca: Serangan AS ke ISIS hanya tipuan belaka).
#7. Sekutu angkat kaki dari Suriah
Saat terjadi pembunuhan massal yang dilakukan ISIS di Suriah negara sekutu tiba-tiba justru memilih mundur teratur dalam konflik di negeri yang semula paling aman di dunia tersebut.
#8. Merusak situs sejarah Islam
ISIS diketahui telah merusak masjid dan situs-situs sejarah penting Islam. Terakhir Makam Nabi Yunus dan Nabi Daniel pun tak luput dihancurkan ISIS.
#9. Gerakan ISIS diluar ajaran Islam
Tak ada satupun ajaran Islam yang membenarkan praktek ajaran ISIS dan tak ada satupun gerakan Islam sejak 14 abad silam yang pernah melakukan seperti apa yang dilakukan ISIS. Pendirian negara Khilafah Islam (negara Islam) tidak dibenarkan di sebuah wilayah yang berpotensi menimbulkan polemik horizontal, apalagi dengan cara pembantaian yang teramat keji.
ISIS dengan aksinya telah sukses memecah konsentrasi dan kesolidan umat Islam di Timur Tengah. Hingga hari ini ISIS dengan kekejamannya masih terus leluasa melakukan pembunuhan demi pembunuhan mengerikan.
Keanehan ISIS membuat dunia yakin, bahwa ISIS bukanlah sebuah kelompok yang murni berasal dari ajaran dan akidah Islam. Karena ISIS merupakan Islam sempalan yang sengaja diciptakan untuk kepentingan tertentu dan untuk mengambil keuntungan tertentu. Sebuah kesamaan misi visi ISIS dengan Yahudi dan Komunis, yakni memusnahkan umat Islam dari muka bumi.

Lalu, apa komentar Pembaca yang budiman tentang keanehan ISIS?


Snowden : Abu Bakar Al Baghdadi adalah Agen Mossad = ISIS Adalah Hasil Konspirasi

Satu demi satu informasi tentang siapa di balik ISIS mulai terkuak. Dan seharusnya ummat Islam jangan terkecoh dengan pengalihan isu dunia seperti yang di katakan oleh Mantan Panglima TNI Djoko Susanto.
Mantan Agen Intelijen Amerika, Edward Snowden menyatakan bahwa Abu Bakar Al Baghdadi itu berdarah Yahudi dan nama aslinya Simon Elliot. Namun apakah bisa kita langsung bisa percaya dengan Snowden? Semua diserahkan kepada masing-masing, namun tidak ada salahnya jika kita tetap harus waspada dengan keberadaan ISIS yang tidak lahir dari rahim ummat Islam.

Kabar ISIS terbaru ttg Abu Bakar Al Baghdadi di duga berdarah orang Yahudi
Foto yang diduga adalah Pimpinan ISIS

Kompas Islam, 22 Agustus 2014, melansir, kabar mengejutkan datang dari Veterans Today Senin (11/8/2014) kemarin. Jurnal bidang militer dan luar negeri ini menyebut pemimpin IS/ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebenarnya adalah orang Yahudi dan merupakan agen Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel).
Nama asli dari amir Daaesh (sebutan untuk IS/ISIS) tersebut adalah Simon Elliot alias Elliot Shimon. Dia lahir dari orang tua Yahudi. Elliot direkrut dan dilatih oleh Mossad untuk memata-matai dan melancarkan perang urat syaraf terhadap masyarakat Arab dan muslim.
Informasi dari Edward Snowden itu mengungkapkan Elliot alias al-Baghdadi bekerja sama dengan pihak intelijen Amerika Serikat, Inggris, dan Israel. Mereka menciptakan sebuah organisasi disebut ISIS – kini mengklaim sebagai kekhalifahan Islam dengan Al-baghdadi sebagai khalifah – untuk menarik para “teroris” dari seluruh dunia.
Edward Snowden adalah mantan karyawan di dinas intelijen NSA Amerika Serikat. Snowden membelot dan membocorkan banyak rahasia milik Amerika kepada publik dan hingga kini dalam pelarian diburu oleh aparat Amerika Serikat.
Sumber lain yang menguatkan adalah dari Egy-press memberitakan bahwa  identitas sebenarnya dari amir Daish, yang dikenal dengan nama Abu Bakar Al Baghdadi;  adalah Elliot Shimon. Perannya sebagai spionase agen rahasia  di Mossad Zionis. Nama palsunya: Ibrahim bin Awad bin Ibrahim Al Al Badri Arradoui Hoseini.



Disebutkan bahwa rencananya dari agen Mossad tersebut adalah masuk ke jantung militer dan sipil dari negara-negara yang dinyatakan sebagai ancaman bagi Israel untuk menghancurkan fasilitas dan kemudian negara Zionis mengambil alihnya sehingga terbentuklah Israel Raya atau Eretz Israel.
Pernyataan senada juga datang ari mantan menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton.  Hillary mengakui, kelompok IS/ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) merupakan buatan AS guna memecah belah dan membuat Timur Tengah senantiasa bergolak.
Pernyataan Hillary tersebut,  disiarkan berbagai media massa barat juga dilansir harian Mesir, Elmihwar. Rabu (6/8/2014) lalu harian itu menuliskan bahwa Hillary menyatakan pengakuannya itu dalam buku terbarunya, “Hard Choice” (pilihan yang berat).
Mantan Menlu di kabinet Obama masa jabatan pertama itu mengaku, pemerintah AS dan negara-negara barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS (sekarang IS) sepakat dibentuk dan diumumkan pada tahun 2013.
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah ‘Negara Islam’ (Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Dalam buku tersebut juga diuraikan bahwa ‘negara Islam’ itu awalnya akan didirikan di Sinai, Mesir, untuk melawan presiden Muhammad Mursi. Semua rencana berubah ketika terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir menggulingkan Presiden terpilih Muhammad Mursi tersebut.
“Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, BillClinton itu.
Mendengar  mantan pejabat tingginya membocorkan sekenario tersebut, pihak pemerintah Amerika Serikat buru-buru membantahnya.