Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Februari 2015

Permusuhan Yahudi-Muslim Tidak Hanya Isu Perbatasan


Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis.

Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam

Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82) Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;

Marhalah pertama: Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.
Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:

1. Pemboikotan (embargo) Ekonomi:

Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya.

Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata:

Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua.
Oleh karena itu Allah berfirman:

Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (Qs. 3:75) 
 
2. Membangkitkan fitnah dan kebencian:

Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya:

Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:

“Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.”

Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya:

Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99) 
 
3. Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin:

Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya:

Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). 
 
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.

4. Memata-matai kaum Muslimin:

Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):
”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119) 
 
5. Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam:

Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata:

Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah:

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.

Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
Pengusiran Bani Qainuqa’
Pengusiran bani Al Nadhir
Perang Bani Quraidzoh
Penaklukan kota Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.

Marhalah ketiga:

Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.

Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:
Fitnah pembunuhan khalifah Utsman Ini adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.

Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk. Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:
Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.


Penulis: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc. Artikel UstadzKholid.com
Dari artikel Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah — Muslim.Or.Id

Selasa, 27 Januari 2015

Membedah ISIS (bagian II) :Napak Tilas ISIS dari Irak Hingga Suriah

Isu tentang organisasi ISIS menggelinding bak bola salju. Khususnya di Indonesia, setelah klip video tentang sejumlah pemuda Indonesia di Suriah, ISIS seperti menjadi hantu yang tampak begitu mengkhawatirkan NKRI. Tak hanya kalangan Islam, tapi tokoh lintas agama pun membuat pernyataan penolakan terhadap ISIS.
Sebagai organisasi militer yang tumbuh dari rahim negara yang dilanda konflik bersenjata, dan bersifat regional itu, wajar bila ISIS dipandang membawa mimpi buruk bagi kaum Muslimin di Indonesia dan juga dunia.  Kondisi Indonesia yang jauh dari situasi krisis yang dialami Irak dan Suriah,  sudah tentu pola gerakan bersenjata amat tidak sesuai.  Di sinilah, publik perlu mengerti rangkaian informasi yang akan kita urai dalam tulisan kali ini, sehingga mereka bisa menyaring informasi dan menentukan sikap.
Selain itu, bila dirunut, maka sejarah dan sepak terjang organisasi ISIS yang memiliki latar belakang dan perkembangan dalam konflik senjata di Irak dan Suriah, mau tidak mau menyangkut konflik komunitas Sunni dan Syiah di wilayah tersebut.  Kita juga tidak ingin template gerakan ISIS berikut muatan konflik ideologi yang ada di dalamnya, diaplikasikan pada kehidupan masyarakat Indonesia yang jauh dari kondisi asal muasal organisasi itu lahir dan tumbuh.

Peta Revolusi Irak menurut Asosiasi Ulama Muslim Irak (AMS)
Irak sebagai tempat cikal bakal organisasi ISIS,  memang diwarnai isu pertikaian antara Sunni – Syiah di Irak. Di Irak, hingga saat ini masih berlangsung upaya revolusi yang menghendaki pergantian kepemimpinan Al-Maliki. Pertengahan Juni 2014 lalu, Mohamed Bashar Al-Faidhi, juru bicara Asosiasi Ulama Muslim (AMS) di Irak, mengungkapkan situasi  di Irak. Menurutnya, saat ini tengah terjadi revolusi nyata terhadap rezim ketidakadilan, tirani, penindasan dan perbudakan yang terlalu lama dilakukan PM Nouri Al -Maliki terhadap Muslim Sunni di Irak.
Dalam pernyataan AMS, Al-Faidhi mengatakan ada empat kekuatan pendorong revolusi Irak saat ini; Pertama, kelompok suku revolusioner sebagai kekuatan independen, dimotivasi oleh penolakan terhadap ketidakadilan yang menimpa mereka oleh rezim Al-Maliki sehingga mereka bergabung dalam arus revolusi.  Kelompok revolusioner kedua adalah faksi utama perlawanan Irak, seperti “Rasyidin Army”, “Tab’een Army”, “Al-Ishreen Revolusioner” dan lain-lainnya. Mereka menolak pendudukan AS  di Irak. Setelah pasukan AS pergi, mereka menghentikan semua aksi militernya karena khawatir membunuh sesama bangsa Irak, dan berusaha mencari solusi tanpa perang. Namun, kelompok-kelompok ini akhirnya kembali angkat senjata ketika melihat bahwa Al-Maliki tidak bekerja untuk agenda Irak, melainkan digerakkan oleh kekuatan asing. Kelompok ini dianggap sebagai faksi terbesar dalam revolusi Irak.
Kelompok ketiga adalah dewan militer revolusi Irak yang didirikan di Anbar, dan menjadi aktor revolusi di beberapa provinsi Irak. Banyak perwira independen yang sebelumnya bertugas di militer Irak sekarang aktif dengan kelompok ini.
Sedangkan kelompok keempat, menurut Al-Faidhi adalah organisasi yang disebut Negara Islam di Suriah dan Irak (ISIS), yang muncul di Pertempuran Mosul. ISIS, tambahnya, sebenarnya tidak terlalu besar, melainkan hanya sekitar 500-an orang dan 100-an kendaraan. Tapi media begitu membesar-besarkan kekuatan ISIS, dan menunjukkan seolah-olah itu pemain tunggal atau utama dalam proses revolusi di Irak.

Cikal Bakal Gerakan ISIS
Pasca meninggalnya Saddam Husein, gerakan yang menamakan dirinya “Daulah Islamiyah” berdiri. Gerakan ini tak bisa dilepaskan dari gerakan Tauhid wa Al-Jihad yang dipimpin oleh Abu Mos’ab Az Zarqawi, dan terindikasi kuat banyak terlibat dalam aksi penculikan dan pembunuhan di Irak sejak invasi AS tahun 2003. Mereka juga menargetkan kalangan Syi’ah Irak dalam aksinya.  Mereka mempunyai alasan, karena kelompok Syi’ah radikal juga terlibat dalam pembersihan kaum Sunni di Irak.
Abu Mos’ab Az Zarqawi. (Aljazeera)
Abu Mos'ab Az Zarqawi

Konflik Sunni-Syiah sulit dihindari dalam konteks krisis Irak. Meski motif apa di belakang konflik berdarah itu pun perlu diurai dan didalami secara objektif. Sebab dalam situasi serba tak menentu, sangat banyak kelompok yang bermain di belakang perselisihan yang ada di lapangan, khususnya dalam konteks ini adalah konflik Sunni-Syiah di Irak.
Di pertengahan September 2005, Az Zarqawi mendeklarasikan apa yang dinamakan “Operasi perang menyeluruh terhadap kaum Syiah Rafidhah” di Irak. Aksi ini dinyatakan setelah rangkaian peristiwa ledakan di wilayah tempat tinggal mayoritas Syiah dan menyebabkan ratusan orang meninggal berikut yang terluka.
Tahun 2006, Az Zarqawi menyatakan sumpah setianya kepada Osama bin Laden untuk menjadikan nama organisasinya dari Tauhid wa Al-Jihad, menjadi Organisasi “Al-Qaeda fi Bilad Ar Rafidin” (Al-Qaeda di Mesopotamia).
Tak lama setelah perubahan itu, Az Zarqawi tewas di akhir tahun 2006. Kepemimpinan organisasi berpindah ke pada orang yang bernama Abu Hamza al-Mohajir. Ketika itulah dibentuk nama baru yang disebut, Ad Daulah Al Islamiyah fi Al-Iraq dipimpin oleh Abu Omar al-Baghdadi.
Abu Omar Al-Baghdadi akhirnya juga tewas di bulan April 2010. Dan sejak itulah Abu Bakar Al-Baghdadi memegang tampuk pimpinan organisasi Ad-Daulah Al-Islamiyah fi Al-Iraq, atau Negara Islam di Irak, yang kerap disingkat menjadi ISI (Islamic State in Iraq)
April 2013, organisasi di bawah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi memperluas pengaruhnya di Suriah dan membuat organisasi baru bernama “Ad Daulah Al Islamiyah fi Al-Iraq wa Asy Syam” yang sekarang disebut dengan ISIS. Awalnya, organisasi “Jabhah Nushra” yang lebih dulu ada di Suriah  bergabung dalam payung organisasi besar ini. Tapi kemudian  pimpinan Jabha Nushra, Abu Mohammed Al Gaulani menolak penggabungan itu. Ia lebih cenderung menyatakan diri tetap berada di bawah organisasi Al-Qaeda di bawah kepemimpinan Az Zawahiri.
Kehadiran elemen ISIS di Suriah mengubah pola perlawanan menghadapi rezim Bashar Al-Assad dan berhasil melemahkan pasukan pemerintah Suriah. Majalah Times menyebut bahwa sejak kepemimpinan ISIS diemban oleh Al-Baghdadi, tahun 2010, perkiraan jumlah pasukan ISIS dari 800 meningkat hingga 1000 orang pada tahun 2010, kemudian menjadi 2.500 pada tahun 2012, dan di tahun 2013 berkisar antara 7000 hingga 10.000 orang.
Bulan Mei 2013, Az Zawahiri meminta agar ISIS lebih fokus di Irak dengan tetap di bawah kepemimpinan Al-Baghdadi. Sementara Jabha Nusra tetap fokus di Suriah di bawah kepemimpinan Al-Gaulani. Permintaan ini ditolak oleh Abu Bakar Al-Baghdadi, bahkan Az Zawahiri dituduh melakukan penyimpangan dari garis perjuangan.
Januari 2014 yang lalu, ISIS mengeluarkan keterangan berisi pengkafiran pasukan pembebasan Suriah. ISIS juga mengancam akan membawa pasukannya di Irak ke Suriah dan melakukan operasi militer bernama “Nafyu Al-Khabits” atau Pembersihan kotoran, yang targetnya adalah pasukan oposisi pembebasan Suriah.
Di akhir bulan Februari 2014, ISIS dituduh membunuh tokoh Al Qaeda Abu Khaled As Suri yang  berusaha menjadi penengah antara ISIS dan Jabha Nushra, yang kemudian ditolak oleh ISIS.
Tanggal 8 April 2014, perselisihan antara ISIS dan Al Qaeda makin mencuat. Jubir ISIS Abo Mohammed Al-Adnani,  menyerang pimpinan Al Qaeda Ayman Az Zawahiri dengan tuduhan menyimpang dari metode jihad dan memecah belah barisan.  Al-Adnani juga menyerukan berbagai kelompok lain agar mendukung sikapnya yang menentang Al-Qaeda.

Sepak Terjang ISI, ISIL, hingga “Khilafah Islamiyah ala ISIS”
Sejak tahun 2006, ISI  menjadi organisasi bersenjata terkuat di Irak. Pasukan ISI menguasai wilayah yang cukup luas di Irak. Akan tetapi kemunculan ISI bukan tanpa halangan, sebab mereka juga harus berhadapan dengan kelompok lain dari Irak, yakni “Majales Shahawat”.  Kelompok ini merupakan aksi gabungan dari para kabilah Irak yang menentang kekerasan.
Pada tanggal 10 Juni 2013, pasukan ISIS mulai mengorganisir sejumlah kelompok bersenjata dan melakukan serangan hingga menguasai kota Mosul, dan sebagian besar provinsi Nineveh, di samping kota Tikrit di provinsi Salahuddin, Irak, serta sebagian provinsi Diyala.
Tanggal 13 Juni 2013, ISIS juga diduga kuat melakukan aksi serangan ke penjara Abu Ghraib dan Al Hout, di pinggiran Baghdad yang kemudian membebaskan ratusan tahanan. Mereka melakukan aksi ini dalam operasi  yang disebut “Hadmu Al Aswar” atau “Pembongkaran Dinding.”
Tanggal 6 Agustus  2013, ISIS dituding terlibat dalam aksi bom mobil yang meledak di gedung Kementerian Kehakiman, hingga menyebabkan kematian 25 orang.
29 September 2013, ISIS  menyerang markas besar Keamanan Umum “Assayesh” kota Erbil (ibukota wilayah Kurdistan Irak) dengan bom mobil dan bom manusia.
Desember 2013,  bersama sejumlah suku militan, ISIS berhasil mengendalikan sebagian dari kota Ramadi di Irak barat, dan menguasai kota Fallujah secara keseluruhan.
Di Suriah, ISIS mampu mencapai prestasi militer yang signifikan dan mampu menguasai semua provinsi Riqqa dan sebagian Deir al-Zour yang berbatasan dengan Irak. Mereka juga mampu merebut kota Riqqa setelah mengusir sisa pasukan faksi oposisi Suriah dari wilayah tersebut.  Namun demikian, ISIS kalah dan terusir dari kota Aleppo dan sekitarnya.
5 Agustus 2013, ISIS menguasai bandara militer Meng yang terletak di utara Suriah, setelah menghancurkan bangunan utama bandara dengan bunuh diri.
Awal Januari 2014, ISIS akhirnya berhasil mengambil alih kontrol kota Ezzaz yang berdekatan dengan perbatasan Suriah dan Turki, dengan mengalahkan organisasi “Asefat Shemal” (Badai Utara) yang merupakan salah satu faksi Tentara Pembebasan Suriah.
Pusat keamanan di Tikrit yang hancur pasca serangan pasukan ISIS, Juli 2014. (Associated Press)
Pusat keamanan di Tikrit yang hancur pasca serangan pasukan ISIS, Juli 2014. (Associated Press)

Belakangan, setelah ISIS menguasai kota Mosul, secara otomatis mereka telah menghilangkan hambatan di perbatasan Irak dengan Suriah. Mereka lalu terus memperluas penguasaannya daerah pedesaan utara dari kota Deir al-Zour dan akses ke kota Shaddadi.
Pada 29 Juni 2014 mengumumkan pembentukan organisasi baru yang mereka namakan “Khilafah Islamiyah”, sekaligus mendeklarasikan Abu Bakar al-Baghdadi yang diklaim sebagai Khalifahnya dan meminta pembai’atan dari semua umat Islam.

Membedah ISIS (bagian I) : Menelisik Sosok Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi


Asal Usul “Khalifah” Abu Bakar Al-Baghdadi

Tanggal 10 Juni 2014 lalu, Irak dikejutkan oleh keberhasilan organisasi bersenjata Ad Daulah Al Islamiyah fi Al ‘Iraq wa Asy Syam (selanjutnya disebut: ISIS) yang menguasai wilayah Irak Utara dan beberapa wilayah Irak Barat. ISIS tak lama setelah itu bahkan merebut dan menguasai sepenuhnya wilayah Mousol dan Tikrit, dua wilayah strategis dan sebelumnya merupakan basis pendukung mendiang Saddam Husein. Rangkaian peristiwa mengejutkan itu, dilanjutkan dengan deklarasi sosok Abu Bakar Al Baghdadi sebagai khalifah umat Islam yang menyerukan seluruh kaum Muslimin berbaiat (bersumpah setia) kepadanya.
Abu Bakar Al-Baghdadi, mendeklarasikan diri sebagai khalifah. (Aljazeera)


Pasca ISIS mendeklarasikan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai Khalifah umat Islam, popularitas ISIS dan Al-Baghdadi melesat dari sekedar bagian dari salah satu mantan pimpinan Al Qaeda dan organisasi bersenjata di Irak. Hingga dalam waktu tak kurang dari dua minggu, tepatnya pada Juli 2014, Al-Baghdadi mengklaim pihaknya telah menerima baiat lebih dari 1,25 juta orang.

Harian “Al-Nahar” terbitan Libanon mengaku kesulitan mencari komentar para tokoh agama tentang ISIS. Menurut Al-Nahar, para tokoh agama yang dimintakan tanggapannya meminta untuk identitasnya dirahasiakan. Di antara mereka ada yang menolak pembaiatan kepada Al-Baghdadi sebagai khalifah umat Islam. “Al-Baghdadi tidak dianggap sebagai pemimpin umat Islam karena ia hanya pemimpin organisasi, wilayah tertentu dan pendukung tertentu. Adapun bila disandarkan pada umat Islam ia sama sekali tidak diterima secara umum dan tidak disepakati,” demikian salah satu pernyataan tokoh agama Libanon seperti dikutip Al-Nahar dan dilansir juga oleh Al-Jazeera.

Komentar lainnya disebutkan oleh Aljazeera dari seorang tokoh agama Libanon yang disebut Sheikh Ahmad Amura. Ia mengatakan, “Khalifah atau Amirul Mukminin adalah orang yang mewakili Nabi SAW dalam memelihara agama (hirasatu ad-diin) dan mengatur urusan dunia (siyasatu ad-duniya). Penunjukannya dilakukan melalui mekanisme syura yang melibatkan ahlu al halli wa al’aqdi (semacam perwakilan umat), para pakar dan tokoh ulama serta pemimpin yang direkomendir oleh umat Islam.”

Sementara itu, harian Daily Telegraph terbitan Inggris menyinggung informasi lebih detail tentang peranan unit perang Al-Baghdadi. Disebutkan bahwa Al-Baghdadi memiliki sekitar seribu komando lapangan dari level tengah dan tinggi memiliki kemampuan intelijen, militer dan teknik. Selain itu, diperkirakan salary yang diperoleh oleh para elit Al-Baghdadi itu kisaran 300 sampai 2000 dollar. Daily Telegraph juga menyinggung masa muda Al-Baghdadi yang menurut teman-temannya adalah seorang yang pandai bermain bola saat tinggal di Baghdad.


Cover Majalah Times terbitan Amerika edisi Desember 2013. (dakwatuna/os)

Majalah Times terbitan Amerika pada Desember 2013, atau enam bulan sebelum ISIS menguasai wilayah luas di Irak, menurunkan artikel khusus tentang Al-Baghdadi. Bahkan ketika itu, foto Al-Baghdadi diletakkan menjadi cover majalah dengan tajuk “Al-Qaeda’s Dark Star Rises”.

Harian “Al-Hayat” tanggal 4 Agustus 2014 mengulas tentang latar Al-Baghdadi saat belajar di Fakultas Syariah di Baghdad. Seorang guru yang mengaku mengajar Al-Baghdadi mengatakan bahwa Al-Baghdadi bukanlah seorang yang beraliran salafy, melainkan orang yang mendalami masalah tajwid dan hampir tak memiliki kaitan apapun kecuali masalah tilawah Al-Quran. Sejumlah sumber seperti BBC menyisipkan dugaan bahwa sosok yang disebut Al-Baghdadi itu adalah imam salah satu masjid di Iraq pada tahun 2003.

Menurut harian Al-Hayat, menulis bahwa nama Abu Bakar Al-Baghdadi memiliki nama aslinya adalah Abdullah Ibrahim. Nama Abu Bakar Al-Baghdadi sendiri diambil dari nama khalifah pertama yakni Abu Bakar Al-Shiddiq karena ia konon memiliki silsilah khalifah Abu Bakar. Sedangkan Al-Baghdadi diambil dari ibukota Irak , Baghdad. Abu Bakar Al-Baghdadi mulai mencuat popularitasnya setelah organisasi Ad-Daulah Al-Islamiyah fi Al-Iraq berdiri di tahun 2006, setelah sebelumnya ia adalah salah satu tokoh organisasi Al-Qaeda pimpinan Anwar Az Zawahiri. Setelah organisasinya merebut banyak kemenangan di Irak, Al-Baghdadi memperluas wilayah cakupannya hingga ke Suriah untuk mengikat berbagai faksi mujahidin di wilayah Irak dan Suriah.

Asal usul sosok yang disebut Abu Bakar Al-Baghdadi disebut sebagai kelahiran tahun 1971 dari keluarga As-Samra’i kelahiran Dayali yang terletak di Irak Timur. Al-Baghdadi memperoleh ijazah ilmiyahnya di Islamic University di Irak. Saat invasi militer AS ke Irak tahun 2003, Al-Baghdadi bergabung dengan Al-Qaeda di bawah kepemimpinan Osama bin Laden. Al-Baghdadi disebutkan pernah ditangkap sejak interval tahun 2004-2009, di penjara Buka di selatan Irak, dan setelah itu ia diserahkan ke pihak berwenang Irak pada tahun 2009. Al-Baghdadi juga diidentifikasi sebagai murid dari tokoh Yordania Abo Mos’ab Az Zarqawi.

Masih menurut Al-Hayat, Abu Bakar Al-Baghdadi adalah komando militer lapangan yang ahli strategi. Kemampuan Al-Baghdadi disebut-sebut melebihi Az Zawahiri pemimpin Al Qaeda yang kini bersembunyi di Pakistan. Kemampuan Al-Baghdadi inilah yang mendorong banyak kalangan pasukan lokal dan internasional yang ada di Irak, bergabung di bawah organisasi yang dipimpinnya. Meski di tahun 2010, saat Al-Baghdadi menerima mandat memimpin organisasi Daulah Islamiyah di Irak dalam kondisi lemah. Tapi situasi konflik di Suriah sejak 2011 yang bertetangga dengan Irak mendorong ia menyeberang ke Suriah dan memperluas pengaruhnya di tahun 2013. Misi Al-Baghdadi ketika itu adalah menguasai sejumlah wilayah Suriah yang bisa menjadi jembatan dengan wilayah Irak.

Tahun 2011, AS memasukkan nama Abu Bakar Al-Baghdadi dalam daftar teroris yang diburu dengan menyediakan hadiah besar bagi siapapun yang bisa menangkapnya. Pemerintah Irak juga menyebarkan fotonya ke sejumlah tempat namun mereka kesulitan menangkap Al-Baghdadi. Amerika meyakini Al-Baghdadi ada di Suriah, sedangkan pemerintah Irak meyakini Al-Baghdadi ada di Irak. Al-Baghdadi dan pasukannya kemudian terus mengukuhkan penguasaannya di Baghdad, dan wilayah yang dekat dengan perbatasan Turki dan Yordania. Ia juga hampir menguasai wilayah Ramadi di Irak, dan dua distrik Deir Zour dan Riqqa di Suriah. Kemudian Latakia, Aleppo, Idlib dan Humat.

Selama itu, Al-Baghdadi menjauh dari sorotan kamera dan tampil di publik, kecuali setelah ia mendeklarasikan Daulah Khilafah Islamiyah di sejumlah wilayah Irak dan Suriah. Ia pun tampil menyampaikan pidato yang rekamannya disebarluaskan ke seluruh dunia melalui situs YouTube, saat ia ada di Mousol. Dengan mengenakan pakaian hitam panjang dan sorban kepala hitam, Ia mengajak kaum muslimin dunia untuk taat dan menyatakan baiat kepadanya sebagai khalifah. (bersambung)

Jumat, 29 Agustus 2014

Dominasi Dollar dalam Pasar Uang Dunia dan Proyek Pendirian Israel

I. Sejarah Dominasi Dollar di AS dan Dunia

Awalnya, semua negara di dunia menggunakan emas dan perak ketika bertransaksi satu sama lain. Bahkan AS pun dalam UUD-nya mencantumkan bahwa negara menggunakan koin emas dan perak sebagai alat pembayaran. Pada tahun 1800-an hingga 1900-an, orang-orang AS menggunakan uang koin emas dan perak.
Lalu pada 1862, Presiden Lincoln perlu uang untuk membiayai perang saudara (pertanyaan klasik yang hingga kini bisa terus dipertanyakan: siapakah pemicu perang? siapakah yang meraup uang dari perang?). Parlemen AS mengizinkan Lincoln untuk meminjam uang dari bank negara (saat itu masih benar-benar bank milik pemerintah AS) sebesar 150 juta dollar (dalam bentuk koin emas/perak). Seharusnya, pemerintahan Lincoln mengembalikan uang itu dengan uang lagi, namun karena tidak mampu, diperkenalkanlah uang kertas yang berisi ‘janji’ untuk membayar kelak di lain waktu. Ketika itulah pemerintah AS memperkenalkan uang kertas dalam bentuk ‘sertifikat emas/perak’. Para pemilik uang menyimpan uangnya di bank pemerintah, pemerintah akan memberikan sertifikat bukti simpanan itu. Sertifikat itu kemudian bisa dijadikan alat tukar. Si A bisa membeli barang kepada si B dengan menggunakan sertifikat ini, lalu ketika si B butuh uang, dia bisa menyerahkan sertifikat ke bank dan menukarnya dengan koin emas/perak sesuai yang tertera di sertifikat.
Uang kertas ini secara bertahap diperkenalkan ke masyarakat dan dicetak terus-menerus untuk membiayai pengeluaran negara. Awalnya, saat itu ada cadangan emas di bank yang menjadi penjamin uang kertas itu, namun kelak, lama kelamaan, emas cadangan pun habis, sehingga pada akhirnya, uang kertas hanya uang kertas, bukan lagi ‘bukti’ penyimpanan cadangan emas di bank.

[Pertanyaan: mengapa uang kertas yang dijadikan jalan keluar?  
Jawabnya:
1) karena dgn uang kertas, segelintir orang bisa melakukan apa saja; misalnya, pemerintah bisa hidup mewah, yang tak mungkin bisa dilakukan bila hanya uang emas yang beredar; uang emas sangat terbatas dan hanya orang yang benar-benar bekerja dan punya sumber daya yang bisa memilikinya. Pemerintah korup tentu tak bisa bermewah-mewah dalam sistem uang emas, kecuali bila dengan terang-terangan menindas rakyat. Padahal, di era modern, penindasan dan perbudakan terang-terangan seperti zaman feodal dulu sudah tidak mungkin lagi dilakukan.
2) karena ada segelintir orang kaya yang bisa meraup kekayaan yang sangat-sangat-super banyak melalui sistem ini; selanjutnya akan dijelaskan pada bagian II “Sejarah The Fed”]
Tentu saja, prosesnya tidak mudah dan memakan waktu sangat panjang. Rakyat AS zaman itu sudah pasti tidak mau begitu saja dibodoh-bodohi: menyerahkan emas perak mereka untuk ditukar dengan kertas cetakan. Akhirnya pada 1933, dengan alasan untuk menyelamatkan perekonomian negara, Presiden Roosevelt menggunakan cara kekerasan: penyitaan emas-perak. Siapa saja yang menyimpan emas-perang dianggap kriminal dan terancam penjara dan denda. Transaksi harus menggunakan uang kertas. Semua kontrak bisnis yang menggunakan uang emas harus dikonversi ke uang kertas. Semua pemilik uang emas-perak harus datang ke bank untuk ditukar dengan sejumlah uang kertas. [Proses penyitaan emas ini juga dibarengi dengan indoktrinasi di sekolah-sekolah/universitas, karena pada era itu, sekolah di AS sudah dibawah kendali pemerintah. Rakyat AS didoktrin bahwa uang kertas sama baiknya dengan uang emas dan bahwa penyitaan emas adalah demi kebaikan rakyat.]
Setelah SEMUA uang emas ditarik, dan rakyat menggenggam uang kertas, bank pun melakukan devaluasi mata uang. Pemerintah AS lalu menjual sebagian emas yang disita dari rakyatnya itu kepada pasar internasional (tentu dengan melalui bank), dengan harga yang lebih mahal daripada harga beli dari rakyat. Pemerintah AS menerima uang kertas sebagai ganti emas yang ‘dirampok’ dari rakyat itu, lalu digunakan untuk membiayai roda pemerintahan (atau tepatnya, untuk membiayai kehidupan mewah para pejabat negara). Jelas ini adalah perampokan uang rakyat besar-besaran. Makanya dikatakan: sejak saat itu, rakyat AS dijajah oleh bank. Mereka harus bekerja keras, dibayar dengan uang kertas. Sumber daya alam –yang sejatinya milik rakyat- dieksplorasi (misalnya, emas dan minyak digali) lalu ditukar dengan uang kertas.

Pertanyaannya: siapa bank yang sedemikian berkuasa itu? Apakah benar-benar bank milik pemerintah AS? Jawabnya: baca di bagian II : Sejarah The Fed]
Selanjutnya, pada tahun 1944, AS menggagas sistem keuangan internasional yang disebut Perjanjian Bretton Woods. Perjanjian ini dihadiri 44 negara Barat ini sepakat bahwa negara-negara tidak lagi menggunakan emas sebagai alat transaksi internasional, melainkan dengan dollar yang di-back up oleh emas. Artinya, AS menjamin bahwa setiap uang kertas dollar yang dicetaknya, ada cadangan emas di bank dalam jumlah tertentu. Lalu, mengapa negara-negara adikuasa macam Inggris, Perancis, dll, mau menerima perjanjian ini? Pertama, karena saat itu mereka sedang dalam posisi lemah akibat Perang Dunia I-II. Kedua, karena bank AS saat itu memiliki cadangan emas terbanyak. Dengan demikian, negara-negara lain diminta percaya pada uang dollar karena bank AS menyimpan 2/3 emas dunia.
Kenyataannya, akhirnya AS tak mampu lagi (atau, saya curiganya, sudah didesain demikian oleh para penggagas uang kertas) mem-back up semua dollar hasil cetakan pabrik dengan uang (seperti dikatakan tadi, emas itu terbatas, uang kertas bisa dicetak semau pemilik percetakan). Akibatnya, pertukaran dolar dengan emas tidak lagi setara dengan harga pertukaran emas resmi yang disepakati di Bretton Woods. Pada tahun 1971, AS sepihak mengumumkan tidak lagi terikat pada Bretton Woods dan tidak lagi melakukan back-up emas terhadap dollar yang dicetaknya. Namun terlambat bagi dunia, dollar sudah merasuk ke seluruh penjuru dunia dan menjadi alat tukar utama transaksi internasional. Dunia sudah dicengkeram oleh penjajahan bank AS yang bisa seenaknya mencetak dollar. Pertanyaannya, siapakah sebenarnya bank yang mencetak dollar itu?

II. Sejarah The Fed
Satu-satunya lembaga yang ‘berhak’ mencetak dollar adalah bank bernama The Fed (Federal Reserve Bank). Ironisnya, ternyata bank ini bukan bagian/milik pemerintah AS. Bank itu murni bank swasta, bahkan dimiliki bukan oleh orang AS, melainkan klan konglomerat Yahudi-Zionis, bernama Rothschild dan rekan-rekannya (antara lain: Rothschild Bank of London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam, Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard Brothers of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York, dan Kuhn & Loeb Bank of New York.)
Awalnya pada 1837-1862 AS punya bank pemerintah yang mencetak uang (sertifikat emas/perak, seperti sudah diceritakan sebelumnya). Secara bertahap, uang kertas diperkenalkan kepada masyarakat dan menjadi alat tukar pengganti koin emas/perak. Lalu, pada tahun 1913, Rothschild dkk membentuk The Fed. The Fed memiliki cadangan emas yang sangat banyak, sehingga mampu meminjamkan uang yang sangat besar kepada pemerintah AS. Kandidat-kandidat presiden AS dibiayai kampanye mereka oleh The Fed, dan setelah berkuasa, para presiden itu mengeluarkan keputusan/UU yang menguntungkan The Fed. Dimulai dari Presiden Woodrow Wilson, pada tahun 1914 menandatangani keputusan memberikan hak cetak mata uang AS kepada The Fed. Pemerintah mendapatkan uang kertas produksi The Fed dalam bentuk hutang yang harus dibayar kembali beserta bunganya. Rakyat AS dipaksa membayar pajak untuk membayar bunga tersebut.
Kelak Wilson menyesali keputusannya ini dan berkata, “Saya adalah orang yang paling tidak bahagia. Saya telah menghancurkan negara saya. Sebuah bangsa industri yang besar ini dikontrol oleh sistem kredit. Sistem kredit kita terkonsentrasi. Pertumbuhan bangsa ini dan seluruh aktivitas kita berada di tangan segelintir orang. Kita telah menjadi pemerintah yang paling diatur, dikontrol, dan didominasi di dunia modern. [Kita] tidak lagi pemerintah yang memiliki pandangan yang bebas, pemerintah yang diakui, yang dipilih oleh suara mayoritas, melainkan pemerintah yang dikontrol oleh opini dan paksaan sekelompok kecil orang yang mendominasi.”
(“I am a most unhappy man. I have unwittingly ruined my country. A great industrial nation is controlled by its system of credit. Our system of credit is concentrated. The growth of the nation, therefore, and all our activities are in the hands of a few men. We have come to be one of the worst ruled, one of the most completely controlled and dominated governments in the civilized world. No longer a government by free opinion, no longer a government by conviction and the vote of the majority, but a government by the opinion and duress of a small group of dominant men.”)
Pada tahun 1933, menyusul terjadinya krisis moneter, Presiden Roosevelt yang juga kampanyenya didanai The Fed, melakukan aksi penyitaan emas rakyat dan menyerahkannya kepada The Fed sehingga dollar benar-benar menjadi mata uang AS dan uang emas/perak tidak digunakan lagi.
Tentu tidak semua presiden AS sebodoh Wilson atau Roosevelt, sehingga mau menukar kedaulatan negara dengan uang bantuan kampanye. Presiden F Kennedy pernah berusaha melepaskan AS dari jeratan The Fed dengan membuat rencana penerbitan mata uang sendiri. Namun, sebelum rencananya terlaksana, dia sudah mati dibunuh. Presiden-presiden sebelumnya, dan para politisi dan ekonom AS pun sudah banyak yang memperingatkan bahaya penyerahan hak cetak dollar dan hak pendistribusiannya kepada bankir swasta; namun suara-suara itu lenyap begitu saja, seiring dengan terus berlanjutnya proses indoktrinasi sistem ekonomi uang kertas di kalangan akademisi seluruh dunia.
Situasi ini dijelaskan sendiri oleh Rothschild pada tahun 1863, “Sedikit orang yang memahami sistem ini sangat tertarik pada keuntungan sistem ini atau sangat memiliki ketergantungan pada sistem ini, sehingga tidak akan ada perlawanan dari mereka” (“The few who understand the system, will either be so interested from it’s profits or so dependant on it’s favours, that there will be no opposition from that class.”)
Meluasnya penggunaan dollar di dunia, dan dijadikannya dollar sebagai standar mata uang dunia (contoh: harga2 di Indonesia selalui dikaitkan dengan dollar, dollar naik, harga barang di Indonesia juga naik) membuat The Fed kini pada hakikatnya adalah penjajah dunia, termasuk rakyat AS sendiri. The Fed leluasa mencetak dollar, dan rakyat sedunia memberikan kekayaan alam dan keringat mereka untuk ditukar dengan dollar. Contohnya Indonesia, karena pemerintah Indonesia mau saja dibodoh-bodohi menerima hutang dollar; untuk membayarnya, digunakanlah uang pajak hasil keringat rakyat dan dengan menjual sumber daya alam.

III. Kemana Uang The Fed Mengalir?
Pertanyaan akhir, buat apa klan Rothschild dan kroni-kroninya itu mengeruk kekayaan dari seluruh penjuru dunia? Masih kurang kayakah mereka? Kapankah mereka akan bisa terpuaskan?

Jawabnya:
1. Kalau kita kembali pada Al Quran (AlHumazah:2-3), mereka inilah yang disebut “orang yang mengumpulkan uang dan menghitung-hitungnya; dan mengira bahwa hartanya itu akan mengekalkan dirinya.”
Mereka terus-menerus mengumpulkan uang, dengan menghalalkan segala cara, termasuk dengan menjajah secara terang-terangan, atau menjajah melalui sistem uang kertas, demi mempertahankan keabadian diri dan keluarga mereka di muka bumi. Dan inilah ujian bagi manusia yang beriman: mau terus tunduk di bawah penjajahan manusia-manusia jenis ini, atau bergerak, bergerak, bergerak, berjuang membebaskan diri dan menciptakan keadilan di muka bumi.
2. Kalau mau diperdalam lagi pembahasannya: Rothschild adalah Yahudi-Zionis yang punya impian untuk membangun Israel Raya. Israel mengenang Baron Edmond James (Avrahim Binyamin) de Rothschild (1845-1934) sebagai “Father of the Settlement”. Dialah yang pertama kali memulai proyek permukiman Israel dengan membeli tanah-tanah di Palestina untuk kemudian dihuni oleh imigran-imigran Yahudi dari berbagai penjuru dunia. Impian Edmond Rothschild ini diteruskan oleh keturunannya (bahkan, darah klan Rothschild tetap ‘murni’ hingga sekarang karena ada aturan ketat tentang pernikahan dalam keluarga itu). Ketika jumlah penduduk Yahudi sudah cukup signifikan, dengan uangnya, klan Rothschild menggunakan segala macam cara untuk menekan wakil-wakil negara-negara anggota PBB sampai mereka akhirnya pada tahun 1947 menyetujui Resolusi 181 yang merampas 56,5% wilayah Palestina untuk dijadikan negara Israel. Hingga kini, biaya operasional Israel masih terus disuplai oleh AS (dan siapa sesungguhnya pemilik uang di AS, dan bagaimana uang itu dikeruk, sudah terjawab di uraian di atas). Oya, ingat juga fakta bahwa Deklarasi Balfour 1917 -yang berisi kesepakatan Inggris untuk menyiapkan tanah air bagi bangsa Yahudi- disampaikan secara resmi oleh Menlu Inggris kepada Walter Rothschild (anak Edmon Rothschild).
Jasa Edmond Rothschild diabadikan dalam uang koin emas Israel yang dinamai “Koin Hari Kemerdekaan” berikut ini:
Bagian depan: foto Baron Rothschild bertulisan aksara Hebrew “Father of the Jewish Settlement"
Bagian depan: foto Baron Rothschild bertulisan aksara Hebrew “Father of the Jewish Settlement”.
Bagian belakang: lambang negara Israel dengan tulisan di bawahnya “Baron Edmond de Rothschild”, “1845-1934″ (masa hidup Edmond Rothschild), “Centenary of His First Settlement Activities in Eretz Israel”. Kata “Israel” ditulis dalam huruf Hebrew, Inggris, dan Arab. Tahun penerbitan mata uang ini adalah 1982.

IV. Penutup
Jadi inilah kenyataannya: dunia ini berjalin berkelindan, tak ada manusia/bangsa yang benar-benar hidup sendirian, semua saling terkait dan terpaut, dan karenanya umat manusia seharusnya berjalan bersama, berjuang bersama mencapai kesadaran diri (emansipasi), dan memandang dunia secara jernih supaya bisa melihat bahwa sebagian besar penduduk dunia ini saat ini sedang ditindas oleh segelintir lainnya. Dan karenanya, masihkah ada lagi yang harus bertanya: mengapa kita orang Indonesia musti membela Palestina, bukankah lebih baik mengurusi korban Lapindo? Lihatlah, siapa yang ada di balik semua ini dan bergeraklah! Minimalnya, bergeraklah dengan cara menyebarluaskan penyadaran dan pencerahan, melalui sikap sehari-hari (misalnya, mulai bersikap independen dan tidak lagi selalu berorientasi uang dalam menjalani hidup), kata-kata, atau tulisan