Selasa, 27 Januari 2015

Membedah ISIS (bagian I) : Menelisik Sosok Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi


Asal Usul “Khalifah” Abu Bakar Al-Baghdadi

Tanggal 10 Juni 2014 lalu, Irak dikejutkan oleh keberhasilan organisasi bersenjata Ad Daulah Al Islamiyah fi Al ‘Iraq wa Asy Syam (selanjutnya disebut: ISIS) yang menguasai wilayah Irak Utara dan beberapa wilayah Irak Barat. ISIS tak lama setelah itu bahkan merebut dan menguasai sepenuhnya wilayah Mousol dan Tikrit, dua wilayah strategis dan sebelumnya merupakan basis pendukung mendiang Saddam Husein. Rangkaian peristiwa mengejutkan itu, dilanjutkan dengan deklarasi sosok Abu Bakar Al Baghdadi sebagai khalifah umat Islam yang menyerukan seluruh kaum Muslimin berbaiat (bersumpah setia) kepadanya.
Abu Bakar Al-Baghdadi, mendeklarasikan diri sebagai khalifah. (Aljazeera)


Pasca ISIS mendeklarasikan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai Khalifah umat Islam, popularitas ISIS dan Al-Baghdadi melesat dari sekedar bagian dari salah satu mantan pimpinan Al Qaeda dan organisasi bersenjata di Irak. Hingga dalam waktu tak kurang dari dua minggu, tepatnya pada Juli 2014, Al-Baghdadi mengklaim pihaknya telah menerima baiat lebih dari 1,25 juta orang.

Harian “Al-Nahar” terbitan Libanon mengaku kesulitan mencari komentar para tokoh agama tentang ISIS. Menurut Al-Nahar, para tokoh agama yang dimintakan tanggapannya meminta untuk identitasnya dirahasiakan. Di antara mereka ada yang menolak pembaiatan kepada Al-Baghdadi sebagai khalifah umat Islam. “Al-Baghdadi tidak dianggap sebagai pemimpin umat Islam karena ia hanya pemimpin organisasi, wilayah tertentu dan pendukung tertentu. Adapun bila disandarkan pada umat Islam ia sama sekali tidak diterima secara umum dan tidak disepakati,” demikian salah satu pernyataan tokoh agama Libanon seperti dikutip Al-Nahar dan dilansir juga oleh Al-Jazeera.

Komentar lainnya disebutkan oleh Aljazeera dari seorang tokoh agama Libanon yang disebut Sheikh Ahmad Amura. Ia mengatakan, “Khalifah atau Amirul Mukminin adalah orang yang mewakili Nabi SAW dalam memelihara agama (hirasatu ad-diin) dan mengatur urusan dunia (siyasatu ad-duniya). Penunjukannya dilakukan melalui mekanisme syura yang melibatkan ahlu al halli wa al’aqdi (semacam perwakilan umat), para pakar dan tokoh ulama serta pemimpin yang direkomendir oleh umat Islam.”

Sementara itu, harian Daily Telegraph terbitan Inggris menyinggung informasi lebih detail tentang peranan unit perang Al-Baghdadi. Disebutkan bahwa Al-Baghdadi memiliki sekitar seribu komando lapangan dari level tengah dan tinggi memiliki kemampuan intelijen, militer dan teknik. Selain itu, diperkirakan salary yang diperoleh oleh para elit Al-Baghdadi itu kisaran 300 sampai 2000 dollar. Daily Telegraph juga menyinggung masa muda Al-Baghdadi yang menurut teman-temannya adalah seorang yang pandai bermain bola saat tinggal di Baghdad.


Cover Majalah Times terbitan Amerika edisi Desember 2013. (dakwatuna/os)

Majalah Times terbitan Amerika pada Desember 2013, atau enam bulan sebelum ISIS menguasai wilayah luas di Irak, menurunkan artikel khusus tentang Al-Baghdadi. Bahkan ketika itu, foto Al-Baghdadi diletakkan menjadi cover majalah dengan tajuk “Al-Qaeda’s Dark Star Rises”.

Harian “Al-Hayat” tanggal 4 Agustus 2014 mengulas tentang latar Al-Baghdadi saat belajar di Fakultas Syariah di Baghdad. Seorang guru yang mengaku mengajar Al-Baghdadi mengatakan bahwa Al-Baghdadi bukanlah seorang yang beraliran salafy, melainkan orang yang mendalami masalah tajwid dan hampir tak memiliki kaitan apapun kecuali masalah tilawah Al-Quran. Sejumlah sumber seperti BBC menyisipkan dugaan bahwa sosok yang disebut Al-Baghdadi itu adalah imam salah satu masjid di Iraq pada tahun 2003.

Menurut harian Al-Hayat, menulis bahwa nama Abu Bakar Al-Baghdadi memiliki nama aslinya adalah Abdullah Ibrahim. Nama Abu Bakar Al-Baghdadi sendiri diambil dari nama khalifah pertama yakni Abu Bakar Al-Shiddiq karena ia konon memiliki silsilah khalifah Abu Bakar. Sedangkan Al-Baghdadi diambil dari ibukota Irak , Baghdad. Abu Bakar Al-Baghdadi mulai mencuat popularitasnya setelah organisasi Ad-Daulah Al-Islamiyah fi Al-Iraq berdiri di tahun 2006, setelah sebelumnya ia adalah salah satu tokoh organisasi Al-Qaeda pimpinan Anwar Az Zawahiri. Setelah organisasinya merebut banyak kemenangan di Irak, Al-Baghdadi memperluas wilayah cakupannya hingga ke Suriah untuk mengikat berbagai faksi mujahidin di wilayah Irak dan Suriah.

Asal usul sosok yang disebut Abu Bakar Al-Baghdadi disebut sebagai kelahiran tahun 1971 dari keluarga As-Samra’i kelahiran Dayali yang terletak di Irak Timur. Al-Baghdadi memperoleh ijazah ilmiyahnya di Islamic University di Irak. Saat invasi militer AS ke Irak tahun 2003, Al-Baghdadi bergabung dengan Al-Qaeda di bawah kepemimpinan Osama bin Laden. Al-Baghdadi disebutkan pernah ditangkap sejak interval tahun 2004-2009, di penjara Buka di selatan Irak, dan setelah itu ia diserahkan ke pihak berwenang Irak pada tahun 2009. Al-Baghdadi juga diidentifikasi sebagai murid dari tokoh Yordania Abo Mos’ab Az Zarqawi.

Masih menurut Al-Hayat, Abu Bakar Al-Baghdadi adalah komando militer lapangan yang ahli strategi. Kemampuan Al-Baghdadi disebut-sebut melebihi Az Zawahiri pemimpin Al Qaeda yang kini bersembunyi di Pakistan. Kemampuan Al-Baghdadi inilah yang mendorong banyak kalangan pasukan lokal dan internasional yang ada di Irak, bergabung di bawah organisasi yang dipimpinnya. Meski di tahun 2010, saat Al-Baghdadi menerima mandat memimpin organisasi Daulah Islamiyah di Irak dalam kondisi lemah. Tapi situasi konflik di Suriah sejak 2011 yang bertetangga dengan Irak mendorong ia menyeberang ke Suriah dan memperluas pengaruhnya di tahun 2013. Misi Al-Baghdadi ketika itu adalah menguasai sejumlah wilayah Suriah yang bisa menjadi jembatan dengan wilayah Irak.

Tahun 2011, AS memasukkan nama Abu Bakar Al-Baghdadi dalam daftar teroris yang diburu dengan menyediakan hadiah besar bagi siapapun yang bisa menangkapnya. Pemerintah Irak juga menyebarkan fotonya ke sejumlah tempat namun mereka kesulitan menangkap Al-Baghdadi. Amerika meyakini Al-Baghdadi ada di Suriah, sedangkan pemerintah Irak meyakini Al-Baghdadi ada di Irak. Al-Baghdadi dan pasukannya kemudian terus mengukuhkan penguasaannya di Baghdad, dan wilayah yang dekat dengan perbatasan Turki dan Yordania. Ia juga hampir menguasai wilayah Ramadi di Irak, dan dua distrik Deir Zour dan Riqqa di Suriah. Kemudian Latakia, Aleppo, Idlib dan Humat.

Selama itu, Al-Baghdadi menjauh dari sorotan kamera dan tampil di publik, kecuali setelah ia mendeklarasikan Daulah Khilafah Islamiyah di sejumlah wilayah Irak dan Suriah. Ia pun tampil menyampaikan pidato yang rekamannya disebarluaskan ke seluruh dunia melalui situs YouTube, saat ia ada di Mousol. Dengan mengenakan pakaian hitam panjang dan sorban kepala hitam, Ia mengajak kaum muslimin dunia untuk taat dan menyatakan baiat kepadanya sebagai khalifah. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar