Implikasi rezim Mesir dalam mengadopsi proyek
penjajahan Zionis terutama pada kasus blokade rakyat Palestina di Gaza,
berujung pada penghukuman rakyat Palestina. Satu-satunya dosa atau
kesalahan rakyat Palestina di Gaza adalah karena mereka menolak
menyerah.
Pemerintah Mesir pun membangun tembok baja yang tujuan
akhirnya untuk melindungi keamanan regional Mesir. Sebuah pertanyaan,
apakah mungkin rakyat Palestina menjadi ancaman bagi Mesir, padahal
sering kali rakyat Palestina menghadang gerilyawan Zionis yang dengan
kemampuannya yang sederhana dapat mengobok-obok keamanan Mesir.
Masalahnya tidak hanya sampai di sini, bahkan rezim Mesir berupaya
mencuci otak sejumlah orang, bahwa Israel ingin menjadikan wilayah
Sinai untuk relokasi warga Palestina. Inilah rencana musuh Zionis
sebenarnya yang tentu siapapun di antara kita tidak ada yang terima ide
negara alternative bagi Palestina.
Pemerintah Mesir melakukan
penangkapan terhadap warga Palestina, pembunuhan atau penyiksaan.
Mereka menerapkan hukuman khusus bagi warga Palestina, hingga tidak
bisa naik banding atau peninjauan ulang terhadap vonis tersebut.
sebagai pra-kondisi untuk vonis hukuman politik. Namun, pada saat yang
sama, pemerintah Mesir rajin menggembar-gemborkan bahwa mereka para
pelindung Palestina. Mereka adalah bangsa yang realistis dan moderat.
Akan
tetapi, terkait dengan para pendukung perlawanan, satu-satunya cara
untuk menghadapi pembunuhan sadis dan biadab oleh Zionis, pemerintah
Mesir justru menangkapinya, menyiksanya dan menghukum para pahlawan
perlawanan, karena mereka telah membantu perlawanan di Palestina.
Sering kali Abu Gaith, menteri luar negeri Mesir, secara
terang-terangan mengatakan, dirinya akan mematahkan setiap kaki rakyat
Palestina yang berani menyeberangi garis perbatasan, walau hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Akhir-akhir ini, dan bukan yang
terakhir, pemerintah Mesi melalui pasukan keamananya menyemprotkan gas
beracun dan mematikan ke lubang terowongan yang biasa dilakukan rakyat
untuk membeli kebutuhan pokoknya. Akibatnya, empat warga Palestina
dikabarkan meninggal. Mereka juga menghancurkan sejumlah terowongan
padahal di dalamnya masih ada beberapa orang manusia Gaza.
Pertanyaanya,
kenapa rezim Mesir memperlakukan rakyat Palestina seolah-olah musuh
yang mengancam keamanan?. Sementara musuh sebenarnya, bebas
mengobok-obok keamanan dan mengancam rakyat Mesir. Mereka berkonspirasi
untuk mengambil hak rakyat Mesir terkait pengairan sungai Nil. Seperti
Lieberman yang sebelumnya mengancam akan menghancurkan bendungan
Al-Ali. Akan tetapi, masih saja mereka sambut dengan hangat dan
dihormati setinggi-tingginya oleh pemerintah Mesir.
Perlawanan
Palestina suatu ketika masuk dalam arena pertempuran pemilu internal di
Mesir. Sejumlah calon kuat dan mumpuni yang berpeluang menang ternyata
melakukan sejumlah kejahatan demi kepentinganya untuk memantapkan
kedudukanya sebagai orang yang paling dekat dengan Amerika atau Israel.
Dan untuk menambahkan kepercayaan ini, mereka akan melumuri tangan
mereka dengan membasmi rakyat Palestina di Gaza. Seolah hal tersebut
merupakan prioritas utama untuk menduduki tahta kemenangan di masa yang
akan datang.
Tampaknya KTT di Sirte Libya kemarin, seolah
menutup mata dari semua tindakan rezim Mesir dan menganggapnya sebagai
urusan internal. Dari semua peserta KTT, tidak ada satupun yang walau
dengan malu-malu mengungkapkan masalah tersebut. Mereka bahkan tak mau
menghentikan normalisasinya dengan Zionis atau berhenti menekan
tetangganya sesama bangsa Arab yang dianggapnya akan menghancurkan
Mesir, sebagai imbalan atas tuntutan perdamaian yang mustahil terwujud.
Sesuatu
yang harus diingat bangsa Arab, Gaza adalah bagian dalam perjanjian
dengan Mesir. Artinya Gaza mengikuti Mesir dalam perjanjianya dengan
Israel, hingga negara tersebut kembali menjajahnya pada tahun 1967.
Dengan demikian seharusnya kemerdekaan Gaza harus dimulai dari Mesir.
Tetapi ketika Mesir malah berperan dalam menekan pihak yang selama ini
membela Mesir, maka tindakan tersebut merupakan kejahatan besar.
Para
syuhada yang meninggal kemarin akibat semprotan gas mematikan oleh
keamanan Mesir. Sementara ia memberikan gasnya untuk kehidupan di
Israel. Sangat kontras dan menyakitkan. Bukan karena persaksian dusta
Arab atas kejahatan nazi terbaru yang memakai baju Arab. Namun untuk
generasi yang akan datang yang akan merasakan terhina, akibat
dikirimkanya bau kematian ke Gaza dan kehidupan bagi musuh Zionis.
Bagaimana dunia akan menghormati, siapa pembunuh satu setengah juta
manusia yang hidup di Gaza dan ditahan hak-hak makan maupun
obat-obatannya ?.
Jika tiba masanya para sekutu menodai tempat
suci kita dan ketika mereka memejam matanya dari kerusakan fondasi
Masjid Al-Aqsha. Ketika mereka menghancurkan pemerintahan dengan darah
rakyat musuhnya, karena mereka memilih untuk melawan. Apakah mereka
telah melalaikan tanah Mesir untuk Mossad dan pasukan koalisi serta
menyerahkan kemuliaan rakyatnya ?.
Telah tiba saatnya rakyat Mesir
menyadari, bangkit dari aib, dan membuang ilusi keamanan regional.
Tidak ada keamanan bagi Mesir, tidak ada pula kepercayaan, kedaulatan,
kesejahteraan ketika system dirampas hingga sesuap makanan untuk hidup,
termasuk sungai Nil. Seolah, penjajahan internal lebih dahsyat bagi
kita di negara Kinanah (Mesir). Kita berharap pemerintah Mesir
melupakan Palestina dan rakyat Palestina dan membebaskan mereka dari
belenggu hitam. Akan tetapi pada saat yang sama, kami menyerukan rakyat
Mesir ini agar tidak lupa dengan masalah kita semua, untuk membebaskan
tanah airnya sendiri dari belenggu penjajahan yang mengangkangi
kemulian Mesir dan hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar