“Imam ghoft in rezhim-e ishghalgar-e qods bayad az safheh-ye ruzgar mahv shavad.”“Imam (Khomeini) mengatakan, rezim penjajah Al Quds harus lenyap dari lembaran waktu”.(Ahmadinejad, 2005)
Mahmoud Ahmadinejad |
Israel marah besar dan media
massa dunia yang dikendalikan Zionis menyebarluaskan kalimat Ahmadinejad
di atas dengan terjemahan “Ahmadinejad: Israel Harus Dilenyapkan Dari
Peta Dunia”.
Sebenarnya, yang selama ini
disampaikan Ahmadinejad hanyalah pertanyaan-pertanyaan mendasar: mengapa
Holocaust tidak boleh diteliti? Mengapa sejarawan yang berusaha
merevisi catatan sejarah tentang holocaust dimasukkan ke penjara? Bila
NAZI yang bersalah atas holocaust, mengapa kompensasinya, bangsa Yahudi
diberikan ‘hak’ untuk mendirikan negara khusus Yahudi di Palestina?
Mengapa Palestina yang dipilih?
Dalam salah satu pidatonya, Ahmadinejad mengemukakan jawaban dari pertanyaan ini:
Pertanyaannya adalah, mengapa? Mengapa masalah Palestina sedemikian pentingnya? Mengapa sekelompok manusia dengan segala kemampuannya, dengan mengorbankan harga diri dan kehormatannya, mau melindungi rezim illegal ini?
Hadirin yang terhormat, saya ingin menyampaikan kepada Anda akar sejarah masalah Palestina. Kawasan Palestina adalah kawasan yang sangat penting, kawasan yang strategis dari sisi politik, budaya, ekonomi; kawasan yang memiliki keistimewaan yang tiada duanya. Menguasai Palestina artinya menguasai semua jalur utama politik dan ekonomi dunia. Penguasaan atas Palestina berarti menguasai seluruh kawasan (Timur Tengah) dan kawasan Islami. Menguasai Palestina berarti menguasai brigde-head[1] di jantung dunia untuk menguasai semua bangsa. Dan tentu saja, penguasaan Palestina adalah cita-cita historis sebagian kekuatan-kekuatan Barat.
Saya tidak ingin membahas sejarah sampai jauh ke belakang. Anda mengetahui bahwa kekuatan Barat mengirim pasukan ke Palestina, selama beberapa periode mereka telah menduduki Palestina. Lalu pasukan Islam berhasil merebut kembali tanah Palestina. Cita-cita historis sebagian kekuatan Barat adalah (kembali) menguasai Palestina. Pada abad yang lalu, kelalaian kaum muslimin, kebobrokan sebagian pemimpin (Arab), dan rakus kekuasaan sebagian kabilah dan kelompok, keegoisan sebagian manusia, dan perpecahan yang meluas di dunia Islam telah dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan opresor dunia untuk mempersiapkan penguasaan Palestina.
Mereka telah mempersiapkan pendirian Israel jauh sebelumnya; sejak awal abad ke-19. Mereka telah datang ke Palestina untuk merintis (persiapan itu) dari dalam dengan (cara) membeli tanah dan pelan-pelan menyingkirkan tokoh-tokoh Palestina asli yang berpengaruh dan beriman. Namun kejadian utamanya terjadi setelah PD II. Setelah PD II dengan dua dalih[2] mereka menancamkan tombaknya dan dengan mengusir jutaan orang Palestina asli, mereka mendirikan sebuah rezim yang brutal di sana.
[Dikutip dari buku Ahmadinejad on Palestine karya Dina Y. Sulaeman]
Tahun 2013 ini, penderitaan bangsa Palestina semakin terabaikan. Perhatian publik dunia kini terarah pada Mesir. Sebelumnya, dunia disibukkan oleh Suriah. Apa kabar Palestina sekarang? Penggalangan dana untuk menolong rakyat Gaza kini juga terabaikan, karena maraknya penggalangan dana untuk jihad di Suriah, dan baru-baru ini sudah ada lagi seruan jihad ke Mesir. Mengapa tak ada seruan jihad ke Palestina? Mengapa jihad malah ditujukan untuk memerangi sesama muslim?
Kondisi ini agaknya sudah diprediksi Imam Khomeini sejak jauh-jauh hari. Agar isu Palestina tak terlupakan, beliau mencanangkan Jumat terakhir setiap Ramadhan sebagai Hari Al Quds (Yaumul Quds), hari dimana kaum muslimin diseru untuk berdemonstrasi menyurakan pembelaan terhadap Palestina. Musuh umat Islam adalah Zionis Israel, bukan yang lain.
Di Indonesia, tahun ini Yaumul Quds dipusatkan di Jakarta, di bundaran HI, tanggal 2 Agustus 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar